Tsundoku: Kebiasaan Mengumpulkan Buku Tanpa Membacanya

Maula Mathlaish Shahiha – 15 Juni 2023 | 09.00 AM MYT

Apakah kamu memiliki tumpukan buku yang teronggok di sekitar rumahmu, menunggu untuk dibaca? Jika ya, kamu mungkin telah terkena “tsundoku,” istilah Jepang yang merujuk pada kebiasaan mengumpulkan buku-buku yang tidak pernah dibaca. Mari kita eksplorasi lebih lanjut mengenai tsundoku dan apa yang bisa kita pelajari dari fenomena ini.

Asal Usul Kata “Tsundoku”

Kata “tsundoku” berasal dari bahasa Jepang dan terdiri dari dua kata: “tsunde” yang berarti menumpuk hal-hal dan “oku” yang berarti menyimpan. Istilah ini pertama kali muncul di Jepang pada periode Meiji (1868-1912) dan sejak itu telah menjadi bagian dari budaya Jepang.

Mengapa Tsundoku Terjadi?

Banyak faktor yang dapat menjelaskan mengapa tsundoku terjadi:

1. Kepuasan Melihat Buku: Beberapa orang merasa senang hanya dengan memiliki buku-buku di sekitar mereka. Melihat tumpukan buku dapat memberikan perasaan nyaman dan kepuasan.

2. Rasa Ingin Tahu yang Besar: Orang yang gemar membaca sering merasa tertarik dengan banyak topik yang berbeda. Mereka mungkin membeli buku dengan niat membacanya nanti, tetapi waktu selalu menjadi halangan.

3. Tawaran Diskon dan Penjualan: Penjualan buku, diskon, dan promosi seringkali menggoda orang untuk membeli lebih banyak buku daripada yang mereka butuhkan.

4. Koleksi dan Prestise: Beberapa orang mengumpulkan buku sebagai simbol prestise atau sebagai hobi. Mereka ingin memiliki perpustakaan yang indah meskipun tidak semua buku tersebut akan dibaca.

Dampak Tsundoku

Meskipun tsundoku bisa jadi hal yang relatif tidak berbahaya, ada beberapa dampak negatif yang dapat timbul, seperti:

1. Keterbuangan Waktu dan Uang: Membeli buku yang tidak akan pernah dibaca dapat menghamburkan waktu dan uang.

2. Ruang Terbatas: Tumpukan buku yang tidak terbaca bisa mengambil ruang yang berharga di rumah.

3. Ketidaknyamanan: Terlalu banyak buku dapat membuat mencari buku yang dibutuhkan menjadi sulit.

Cara Mengatasi Tsundoku

Jika kamu ingin mengatasi kebiasaan tsundoku, berikut beberapa tips:

1. Rencanakan Waktu untuk Membaca: Tetapkan waktu khusus dalam sehari atau seminggu untuk membaca.

2. Prioritaskan Buku: Pilih buku yang memang paling menarik bagi kamu saat ini dan fokus pada itu.

3. Batasi Pembelian Buku: Sebelum membeli buku baru, pertimbangkan apakah kamu benar-benar akan membacanya.

4. Bagikan dengan Orang Lain: Berbagi buku dengan teman atau keluarga dapat membantu kamu merasa lebih bertanggung jawab untuk membacanya.

Tsundoku mungkin adalah kebiasaan yang umum di kalangan pecinta buku, tetapi dengan kesadaran dan tindakan, kita dapat memanfaatkan buku-buku yang sudah kita miliki dan mewujudkan kepuasan nyata dalam membaca. Ingatlah, buku adalah jendela ke dunia yang menunggu untuk dijelajahi, bukan hanya barang koleksi.

Similar Posts