Merajut Masa Depan Melalui Ilmu Pengetahuan dan Inovasi melalui Selebrasi di Hari Pendidikan Nasional
Alya Altassia Pakpahan — 02 May 2023 | MYT 11.08 AM
Hari Pendidikan Nasional tahun ini jatuh pada hari Selasa tanggal 2 Mei 2023, bertepatan dengan hari ini. Melansir dalam laman website Kementrian, Pendidikan Budaya, tema yang diangkat adalah “Bergerak Bersama Semarakkan Merdeka Belajar”.
Selanjutnya, pada peringatan Hari Pendidikan Nasional hari ini Mendikbudristek ikut mengatakan bahwa Kurikulum Merdeka menekankan pembelajaran menyeluruh untuk mengembangkan kualitas dan keterampilan. Bahkan, seleksi masuk perguruan tinggi negeri kini difokuskan pada pengukuran kemampuan membaca dan penalaran. Ditambah dengan adanya perluasan program beasiswa, hal ini juga menawarkan kesempatan untuk melanjutkan studi para mahasiswa di tingkat perguruan tinggi yang sekarang jauh lebih terbuka.
“Dukungan dana padanan untuk mendanai riset juga telah melahirkan begitu banyak inovasi yang bermula dari kolaborasi. Dana Indonesiana yang fleksibel dapat mewadahi gagasan-gagasan kreatif para seniman dan pelaku budaya sehingga mampu menghasilkan karya-karya hebat yang mendukung pemajuan kebudayaan,” tambah menteri pendidikan dan kebudayaan.
Pada tahun ini juga Kemdikbud juga menggunakan logo yang sama dengan tahun lalu berupa tiga unsur yaitu bintang, keceriaan dan bulu yang memiliki makna sesuai dengan cita-cita Ki bapak pendidikan Indonesia. Hajar Dewantara.
Dalam sejarahnya, Penetapan Hari Pendidikan Nasional tidak lepas dari sosok Ki Hajar Dewantara. Beliau merupakan sosok pelopor pendidikan di Indonesia pada masa penjajahan Belanda. Ki Hadjar Dewantara atau Raden Mas Soewardi lahir pada tanggal 2 Mei 1889. Semasa hidupnya ia dikenal sebagai sosok yang kritis perihal kebijakan pemerintah kolonial Belanda, khususnya dalam bidang pendidikan.
Kerap kali Ki Hajar Dewantara menentang berbagai kebijakan pendidikan pemerintah Hindia Belanda saat itu yang hanya mengizinkan anak-anak kelahiran Belanda atau orang-orang yang memiliki kekuasaan untuk mendapatkan pendidikan yang baik dan layak. Sebab sikap dan pemikiran kritisnya, ia dideportasi ke Belanda bersama dua rekannya, Ernest Douwes Dekker dan Tjipto Mangunkusumo. Ketiga karakter ini kita kenal dengan sebutan Tiga Serangkai.
Pada tanggal 3 Juli 1922, sekembalinya dari Belanda, Ki Hadjar Dewantara mendirikan lembaga pendidikan bernama Taman Siswa. Kemudian, bertepatan dengan kemerdekaan Indonesia, Ki Hadjar Dewantara diangkat menjadi Menteri Pendidikan. Beliau dikenal dengan filosofinya “Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani” yang berarti memberi contoh di depan, memimpin di tengah, memberi semangat di belakang.
Ki Hadjar Dewantara meninggal pada tanggal 26 April 1959. Untuk menghormati jasa-jasanya terhadap dunia pendidikan di Indonesia, pemerintah Indonesia menetapkan hari lahirnya sebagai Hari Pendidikan Nasional.