Sering Denger Kata Toleransi Beragama? Ini Jenis-Jenisnya!

Oleh : Haekal Adha Al Ghiffari

Perbedaan adalah sebuah kepastian yang akan dihadapi oleh setiap orang. Apalagi soal perbedaan agama dan keyakinan, yang seringkali menimbulkan polemik, perpecahan, bahkan konflik antar masyarakat.

Walaupun bukan hanya tentang agama, tapi ketika ada polemik, konflik hingga perpecahan, beberapa kali media mengaitkan isu tersebut dengan agama. Hal ini yang membuat konsep dan semangat toleransi beragama digaungkan secara masif, khususnya di Indonesia untuk menciptakan suasana yang lebih harmonis dan koperatif.

Tapi, ada yang berbicara bahwa ketika kita melakukan toleransi beragama, kita dianggap mengikuti agama lain yang mana itu sudah melewati batas aqidah yang ada. Ada juga yang menyatakan bahwa hal itu sah-sah saja karena kita perlu saling menghormati satu sama lain dan memastikan bahwa tidak ada yang tersinggung denga napa yang kita perbuat.

Maka itu, untuk memperjelas sejauh apa konsep toleransi beragama tersebut, artikel ini akan membahas secara ringan mengenai tipe-tipe toleransi beragama agar kita bisa lebih mendalami dan memilih secara selektif dan kontekstual terhadap jenis-jenis toleransi yang sesuai.

Toleransi Negatif

Apakah toleransi negative maksudnya tidak toleran? Tentu bukan. Maksud dari toleransi negatif adalah dengan tidak melakukan apa-apa. Benar, se-simpel itu. Jadi dengan tidak melakukan hal-hal yang menyerang agama lain, kita bisa dianggap sudah toleran. Walaupun begitu, level toleransi negatif masih bisa dibilang rendah, karena di sisi lain bahwa sikap toleransi negatif ini terjadi bukan karena kesadaran masing-masing mengenai urgensi akan pentingnya toleransi, tetapi lebih ke mengikuti suara mayoritas atau pemerintah yang mengatakan bahwa toleransi itu penting. Kelemahan dari sikap ini adalah jika suara dari mayoritas atau otoritas mengenai urgensi sebuah toleransi itu meredup, tindakan negatif yang tidak toleran bisa muncul kapanpun. Selain itu, kondisi tersebut juga tidak dapat dipastikan keberlanjutannya.

Toleransi Ekumenis

Pada tahap ini, orang-orang yang memiliki level toleransi ekomunesi percaya bahwa tidak hanya orang-orang pemeluk suatu agama yang perlu dihargai, tapi isi ajaran agama tersebut juga perlu dihargai karena pada dasarnya tujuan dari semua agama itu adalah untuk membawa kebaikan. Jika terjadi suatu konflik, maka itu hanyalah perbuatan dari manusia bukan dari agama tersebut. Orang yang berada di level toleransi ekumenis percaya bahwa di setiap agama ada unsur dari agama lain, maka itu mereka percaya bahwa menghargai isi ajaran agama lain dan orang-orang yang memeluknya adalah sebuah sikap yang perlu dimiliki untuk memastikan keharmonisan hidup antar umat dengan agama yang berbeda.

Toleransi Positif

Toleransi positif sedikit lebih dalam daripada toleransi negatif. Hal ini terjadi karena toleransi positif adalah ketika seseorang menolak ajaran suatu agama tapi mereka bisa menerima orang-orang yang memeluk ajaran agama tersebut. Sampai tahap ini, orang-orang di level toleransi positif berarti setuju bahwa setiap manusia memiliki hak untuk memeluk, percaya, dan mengimplementasikan ritual-ritual agama mereka masing-masing dan mereka berhak untuk dihormati dan diberikan hak yang sesuai, meskipun kita percaya bahwa agama kita adalah yang paling benar di antara yang lain.

Sama seperti eksistensi masyarakat yang ada di Indonesia, masyarakat Indonesia di Malaysia, khususnya pelajar yang menjadi anggota Persatuan Pelajar Indonesia Malaysia menerapkan sifat-sifat toleransi beragama karena kita hidup dalam perbedaan dan selalu menghargai orang-orang yang berada di sekitar kita. Bukan hanya dari segi agama, bahkan dari aspek lain pun kita juga turut menghargai seperti perbedaan ras, tingkat ekonomi, dan perbedaan bahasa. Maka itu, sebagai anggota Persatuan Pelajar Indonesia Malaysia, mempelajari dan melaksanakan toleransi beragama itu penting untuk menjaga keharmonisan hidup, orgnasiasi, dan menghargai apapun dan siapapun yang berada di sekeliling kita. Silahkan hubungi (email penkastrat) jika ada saran topik atau artikel yang perlu kami bahas untuk menambah wawasan dan meningkatkan kualitas pengetahuan kita semua.

Referensi

Similar Posts