3 Pilot Manusia Juara Dunia Adu Balap Drone dengan AI, Siapa yang Menang?

Sebuah lomba balap drone digelar, dengan kontestannya adalah kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) melawan tiga pilot manusia jawara dunia. Hasilnya, secara mengejutkan drone yang dikendarai oleh manusia kalah cepat dengan drone yang dipiloti AI.

AI bernama Swift berhasil mengalahkan tiga pilot drone manusia yang pernah menjadi juara dunia dalam 15 dari 25 kali balapan. Swift mengalahkan ketiganya di lintasan yang penuh belokan dan putaran melengking yang dirancang oleh pilot drone profesional.

Sistem otonom Swift menggabungkan algoritma AI dengan satu kamera dan sensor yang terpasang untuk mendeteksi lintasan dan pergerakan drone. AI ini dirancang oleh Elia Kaufmann, seorang insinyur robotika di University of Zurich dan peneliti di Intel Lab.

“Mencapai level pilot profesional dengan drone otonom merupakan sebuah tantangan karena robot perlu terbang pada batas fisiknya sambil memperkirakan kecepatan dan lokasi di sirkuit secara eksklusif dari sensor onboard,” tulis Kaufmann dan rekannya dalam sebuah makalah yang terbit di jurnal Nature.

Dalam adu cepat ini, pebalap manusia mengenakan flight headset simulator untuk memberikan mereka pandangan orang pertama melalui kamera yang terpasang di drone. Pesawat tanpa awak yang mereka kendalikan sanggup melaju dengan kecepatan mencapai 100 km per jam.

Kemudian lawannya, Swift, terinstal di dalam drone yang memiliki kamera internal dan sensor inersia untuk mengukur akselerasi dan rotasi drone. Data yang diambil oleh dua algoritma AI berguna untuk melakukan triangulasi posisi drone terhadap gerbang persegi di jalur rintangan dan menghasilkan perintah kontrol yang sesuai.

Meski kalah 40 persen balapan head-to-head, Swift beberapa kali mengungguli setiap pilot manusia dan mencatat waktu balapan tercepat, setengah detik lebih cepat dari waktu terbaik manusia.

“Secara keseluruhan, jika dirata-ratakan di seluruh lintasan, drone otonom mencapai kecepatan rata-rata tertinggi, menemukan jalur balap terpendek, dan berhasil mempertahankan pesawat mendekati batas aktuasinya sepanjang balapan,” tulis Kaufmann.

Seperti pilot manusia yang diberi waktu seminggu untuk berlatih di lintasan, Swift juga dilatih dalam simulasi lintasan balap, dan algoritma pembelajaran dalam mengeksplorasi track balap melalui tujuh gerbang lintasan untuk menemukan rute terbaik. Dengan perintah kontrol yang disempurnakan dan sudah dipetakan, Swift dapat memproses masukan visual saat melaju di sekitar sirkuit dalam beberapa uji coba.

“Perbedaan kecil yang tersisa antara simulasi dan kenyataan dipelajari oleh jaringan saraf untuk meningkatkan simulasi dan menyempurnakan strategi sistem,” ujar Guido de Croon, peneliti robotika di Delft University of Technology di Belanda yang memberikan komentar kemampuan AI Swift sebagaimana dikutip Science Alert.

Similar Posts